EFEKTIVITAS DIPPING BIJI DAN KULIT ANGGUR HITAM PADA KUALITAS AIR SUSU SAPI PERAH TROPIS
DOI:
https://doi.org/10.30736/jy.v9i1.24Keywords:
Dipping, Biji, Kulit, Anggur hitam, Air Susu, Sapi Perah.Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji potensi penggunaan dipping (biji dan kulit buah anggur hitam) pada kualitas air susu sapi perah tropis ditinjau dalam mengurangi kontaminasi bakteri susu dan mastitis sapi perah jika dibandingkan dengan dipping sintetis. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 ekor sapi perah yang berumur 3-4 laktasi. Dipping terdiri dari 50% biji: 50% kulit anggur hitam yang digiling menjadi tepung sebelumnya. Kemudian ekstraksi dengan aquadesh pada beberapa level adalah p0 = dicelup sintetis, P1 = 20% campuran tepung biji dan kulit anggur hitam, P2 = 50% campuran tepung biji dan kulit anggur hitam, P3 = 80% campuran tepung biji dan kulit anggur hitam. Sapi perah dibagi menjadi empat tingkat perawatan pencelupan secara acak menjadi 0%, 20% 50%, 80%. Tiga ulangan masing-masing. Variabel yang diamati adalah mengurangi kontaminasi bakteri dan mastitis sapi perah. Data dianalisis dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap, ketika ada pengaruh signifikan yang diikuti oleh Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan celupan bikang (biji dan kulit buah anggur hitam) untuk mengurangi kontaminasi bakteri susu dan mastitis sapi perah tidak berbeda nyata (P> 0,05). Ini berarti bahwa potensi perlakuan campuran biji dan kulit anggur hitam sama dengan mencelupkan dengan dipping sintetik dalam mengurangi kontaminasi bakteri susu dan mastitis. Kesimpulan penelitian ini adalah potensi perlakuan biji dan campuran kulit yang sama dengan mencelupkan sintetis dalam mengurangi kontaminasi bakteri susu dan mastitis. Tingkat pengobatan yang optimal menggunakan pencelupan bikang adalah 80% campuran tepung biji dan kulit anggur hitam dengan 200 ml aquades.
Downloads
References
Abrar, Mahdi. 2009. Peranan hemaglutinin Escherichia coli dalam proses adhesi. Jurnal Kedokteran Hewan. 3(1):194-198.
Abrar,Mahdi, I Wayan T.W, Bambang Pontjo P, Mirnawati S, dan Fachriyan H.P.2013. Peranan Hemaglutinin Staphylococcus aureus dalam proses adhesi sel epitel ambing sapi perah.
Adriani. 2010. Penggunaan somatic cell count (SCC), jumlah bakteri dan california mastitis test (CMT) untuk deteksi mastitis pada kambing. Jurnal Ilmiah Ilmu Peternakan, 8(5): 229-234.
Andriani, 2010. Penggunaan Somatik Cell Count (SCC), Jumlah Bakteri dan California Mastitis Test (CMT) untuk Deteksi Mastitis pada Kambing. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Februari, 2010, Vol. XIII, No. 5.
Anri, A. 2008. Manual on Mastitis Control. The Project for Improvement of Countermeasures on the Productive Diseases on dairy Cattle in Indonesia. Jica Indonesia Office, Jakarta.
Boerlin, P, P. Kuhnert, D. Hussy dan M. Schaellibaum. 2003. Methods for identification of staphylococcus aureus isolates in cases of bovine mastitis. J. of Clinical Microbiology. American Society for Microbiology. 41 (2): 767 - 769.
Borucki, S.I., R. Berthiaume., A. Robichaud dan P. Lacasse. 2012. Effects of iodine intake and teat dipping practices on milk iodine concentrations in dairy cows. Journal Dairy Science, 95: 213.220.
Cappucino, J. G. dan N. Sherman. 2005. Microbiology: A Laboratory Manual. 7th ed. Pearson Education Inc. USA. 101 - 102, 117, 164, 166, 189, 204, 409 - 416, 509 - 512. Garcia, A. 2004. Contagious vs. Environmental Mastitis. 31 Extension Extra Dairy Science. South Dakota State University. USA. 4028: 1 - 4.
Carter, G.R. dan Wise, D.J., 2004. Essentials of Bacteryology and Mycology. 6th. Ed, Iowa State Press. Pp 193 – 195
Eleonora, Dobrei A. Dobrei Alina, Kiss Erzsebet , Ciolac Valeria. 2014. Grape Pomace as Fertilizer. Journal of horticulture, forestry and Biotechnology Volume 18(2), 141-145, 2014.
[FAO] Food and Agriculture Organization. 2008. Manual Untuk Paramedis Kesehatan Hewan. Budi Tri Akoso, dkk, penerjemah; Retno Yuliastuti, Budi Tri Akoso, editor.Sleman (ID): PT. Tiara Wacana Yogya. Terjemahan dari: Manual for Animal Health Auxilliary Personnel, Ed ke-2.
Fardiaz,1993. Mikrobiologi Pangan I. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Foley CR, Bath LD, Dickinson NF, Tucker AH. 1972. Dairy Cattle: Principles, Practices, Problems, Profits. Philadelphia: Lea & Febiger.
Galton, D. M. 2004. Effect of an Automatic Postmilking Teat Dipping on New Intramammary Infections and Iodine in Milk. Journal dairy Science, 69(1): 225-231.
Gaman, 1992.Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi, Murdijati G, et al, penerjemah. Yogyakarta: Penerbit Gajah Mada University Press. Terjemahan dari: The Science of Food, An Introduction to Food Science, Nutrition and Microbiology.
Harmon, R.J. 1994. Mastitis and genetic evaluation for somatic cell count. J. Dairy Sci. 77 (7) : 1151- 1161.
Hidayat. A, dkk. 2002. Buku Petunjuk Teknologi Sapi Perah Si Indonesia : Kesehatan Pemerahan. Dairy Technologi Improvement Project. PT. Sonysugema Presindo. Bandung.
Hidayat A, 2008. Buku Petunjuk Praktis untuk Peternak Sapi Perah tentang, Manajemen Kesehatan Pemerahan. Dinas Peternakan Propinsi Jawa Barat.
Holtenius, K., S. Agenäs, C. Delavaud dan Y. Chilliard. 2003. Effects of feeding intensity during the dry period: 2. Metabolic and hormonal responses. J. Dairy Sci. 86:883-891.
Hurley, W.L. dan D. E. MORIN. 2000. Mastitis lesson A. Lactation Biology. ANSCI 308. http://classes aces.uiuc.edu/Ansci 308/. Diakses 25 Mei 2017.
Indra, 2012.Super Foods Sehat dan Bugar dengan Beragam Pangan Fungsional Sehari-hari.FlashBooks. Jogyakarta.
Jawetz, E., J. L. Melnick dan E. A. Adelberg. 2001. Medical Microbiology. 22nd edition. McGraw Hill Companies Inc. USA. 223 - 233, 317 – 326.
Jawelz et al. dalam Yuswari 2006.Kajian Cemaran Mikroba pada Susu Pasteurisasi Asal Pedagang Keliling di Wilayah Jakarta Selatan (tesis).Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.Bogor
Jones, G.M. 2009. Understanding The Basic of Mastitis. Virginia. Cooperative Extension. Publication 404-233.
Julianto, 2011.Mengapa Stroke Menyerang Usia Muda. Javalitera.Jogyakarta.
Lestari D. T., 2006, Laktasi Pada Sapi Perah Sebagai Lanjutan Proses Reproduksi, Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran.
Mu J.-J.He, Q.-H. Pan, F. He, C.-Q. Duan et al, 2013. Tissue-specific Accumulation of Flavonoids in Grape Berries is Related to Transcriptional Expression of VvF3 'H and VvF3 '5 'H.Centre for Viticulture and Oenology, College of Food Science and Nutritional Engineering, China Agricultural University, Beijing 100083, S. Afr. J. Enol. Vitic., Vol. 35, No. 1,2014.
Nurdin E. dan Mihrani, 2006, Pengaruh pemberian bunga matahari dan bioplus terhadap produksi susu dan efisiensi ransum sapi perah freis holland penderita mastitis, Jurnal Agrisistem 2 (2).
Nurwantoro dan Siregar, 1997. Mikrobiologi Pangan Hewani-Nabati.Kanisius.Yogyakarta.
Oktaviantris, 2007.Deteksi Bakteri Staphylococcus Aureus Pada Susu Bubuk Skim (Skim Milk Powder) Impor.IPB. Bogor.
Paulo,M. Oleastro, Eugenia Gallardo, J.A. Queiroz and F. Domingues, 2011.Antimikrobial Properties of Resveratrol. Institute Nacional Saude. Lisboa. Portugal.
Petrussa, E, Braidot E, Zancani M, Peresson, C., Bertolini A., Patui, S., Dam, Vianello.2013, Plant Flavonoids-Biosynthesis, Transport and Involvement in Stress Responses,Int. J. Mol. Sci.14 : 14950-14973.
Prasetyanti. 2016. Efektifitas Daun Kersen (Muntinga calabura L.) dalam Menurunkan Jumlah Bakteri dalam Susu dan Peradangan Pada Ambing Sapi PerahJurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. XIX No.1 Mei 2016:10-16 eISSN: 2528 0805 pISSN: 1410 7791.
Rahayu, I.D. 2009. Kerugian ekonomi mastitis subklinis pada sapi perah. Fakutas Pertanian Jurusan Peternakan. Universitas Muhammadiyah Malang.
Roh C, Kang C, 2014. Production of Anti Cancer Agent Using Microbial Biotransformation.Moleculas. 19. 16684-16692:doi:10.3390/moleculas191016684. ISSN 1420-3049.
Salasia O.I.S., Wibowo H.M., Khusnan, 2005, Karakterisasi Fenotipe Isolat Staphylococcus aureus Dari Sampel Susu Sapi Perah Mastitis Subklinis, Bagian Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Jurnal Sain Veteriner. Vol. 23 No. 2, Yogyakarta.
Setiadi, 2009.Bertanam Anggur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Setiawan, J., R.R.A. Maheswari, dan B.P. Purwanto. 2013. Sifat fisik dan kimia, jumlah sel somatik dan kualitas mikrobiologis susu kambing peranakan ettawa. Acta Veterinaria Indonesiana. 1(1):32-43.
Setyohadi, R., 2010.Uji Efektivitas Ekstrak Ethanol Biji Buah Anggur (Vitis vinifera) sebagai Antibakteri terhadap Streptococcus mutans secara In Vitro.Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas. UB. Malang.
Siregar, Sori basya, M.S. 1990. Sapi Perah. Penebar Swadaya, Jakarta.
Subronto. 2003. Ilmu Penyakit Ternak I. Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Sudarwanto M. 1982. Penggunaan metode Aulendorfer Mastitis Probe (AMP) untuk mendiagnosa mastitis subklinik. Prosiding Pertemuan Ilmiah Ruminansia Besar, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Balai Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pertanian; Bogor, 7-9 Desember 1982. Bogor: Puslitbang Peternakan, Balitbang Pertanian, Dep. Pertanian.
Sudarwanto M. 1999. Mastitis subklinis dan cara diagnosa.(Makalah) Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sudarwanto, M. 2009. Mastitis dan kerugian ekonomi yang disebabkannya. Makalah pada TOT JICA The 3rd. Oktober 2009, Cikole-Lembang, Bandung Barat.
Sukada, IM. 1996. Kejadian Mastitis Subklinis oleh Streptococcus agalacticae di Daerah Semplak Bogor dan Pengaruhnya Terhadap Kualitas Susu (Tesis). Bogor: Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Soewito, W., A.E.T.H. Wahyuni., W. S. Nugroho dan B. Sumiarto. 2013. Isolasi dan identifikasi bakteria mastitis klinis pada kambing peranakan ettawah. Jurnal Sain Veteriner, 31(1): 49- 54.
Suyadi, P., Surjowardojo, L dan Aulani’am. 2008. Ekspresi produksi susu pada sapi perah mastitis. Jurnal Ternak Tropika, 9(2): 1-11.
Swadayana A., P. Sambodho., dan C. Budiarti. 2012. Total bakteri dan pH susu akibat lama waktu dipping puting kambing peranakkan ettawa laktasi. Animal Agriculture Journal, 1(1): 12-21.
Swartz, H.A. 2006. Mastitis in The Ewe. http://www.case.ageworld.com/cAw.LUmast.html. Diakses 4 Mei 2017
Todar, K. 2005. Staphylococcus.: http://www.textbookofbacteriologynet/staph.html. Diakses tanggal 6 Mei 2017.
Tolan, R. W. 2008. Staphylococcus aureus infection. http://www.emedicine. com /ped/topic2704.htm. Diakses 6 Mei 2017.
XiaEn Qin,Gui Fang Deng, Ya Jun Guo, Hua Bin Li, 2010. Biological Activities of Polyphenols from Grapes.International Journal of Molecular Science 622–646. 2010; 11(2).
Wahyuni A.E.T.H., Wibawan I.W.T., Wibowo M.H, 2005, Karakterisasi hemaglutinin streptococcus agalactiae dan staphylococcus aureus penyebab mastitis subklinis pada sapi perah. Jurnal Sain Veteteriner Vol. 23 No. 2, Bagian Mikrobiologi FKH-UGM, Yogyakarta.
Wannet, W. J., E. Spalburg, M. O. Heck, N. Pluster, E. Tiemersma, and R.J. Willem. 2005. Emergence of virulent methicillin-resistant staphylococcus aureus strains carrying panton-valentine leucocidin genes in the netherlands. J Clin Microbiol. p. 3341–3345.
Winata F, 2011. Hubungan Antara Penggunaan Metode Breed Dengan Uji Mastitis IPB-1 Untuk Diagnosa Mastitis Subklinis (Skripsi). Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Institut Pertanian Bogor.
Yuswari R. 2006. Kajian Cemaran Mikroba pada Susu Pasteurisasi Asal Pedagang Keliling di Wilayah Jakarta Selatan (tesis). Bogor. Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.